KAPITALISME
MAKALAH
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Intelektual
Oleh :
Luluk Syarifah 120210302049
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembahasan tentang ekonomi dan
permasalahannya, seperti tidak akan lekang dimakan zaman. Entah itu, dalam
tingkat yang paling sederhana ekonomi rumah-tangga, ataupun dalam tataran yang
lebih luas, dalam konteks ekonomi negara misalnya. Sifat dasar manusia yang
ingin selalu memenuhi kebutuhannya, semakin menambah ruang lingkup pembahasan
itu semakin luas. Pembahasan masalah ekonomi berkembang menjadi pem-bahasan
permasalahan manusia itu sendiri. Dengan kebutuhan yang tidak pernah habis
manusia dibuat menjadi sibuk. Kenyataan inilah yang membuat manusia diliputi
masalah-masalah ekonomi. Perekonomian dunia yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia,
memiliki cerita sejarah yang panjang. Deretan tulisan yang menerangkannya pun
tak akan habis dibaca, selalu ada bagian tertentu yang masih tersisa untuk
dibuka dan dipahami.
Sistem perkonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara
dalam memecahkan berbagai permasalahan ekonomi yang dialami oleh negara
tersebut, misalnya pengalokasian sumber daya yang dimilikinya, pelaksanaan
produksi, distribusi dan konsumsi baik kepada individu maupun organisasi
di negara tersebut. Perbedaan yang mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan
sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor
produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua
faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di
pegang oleh pemerintah.
Salah
satu sistem perekonomian yang ada didunia adalah sistem ekonomi kapitalis,
yaitu sistem ekonomi dimana kekayaan produktif terutama dimiliki secara pribadi
dan pruduksi terutama untuk penjualan. Tujuan dari pemilikan pribadi tersebut
adalah untuk mendapatkan suatu keuntungan yang lumayan dari penggunaan kekayaan
pruduktif.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan masalah diantaranya;
1.
Bagaimana sejarah Kapitalisme ?
2.
Bagaimana perkembangan sistem Ekonomi Kapitalisme ?
4.
Bagaimanakah Kapitalisme di berbagai bidang ?
5.
Negara mana sajakah yang menganut sistem Ekonomi Kapitalis?
6.
Bagaimana dampak Kapitalisme?
7.
Bagaimana pengaruh Kapitalisme di Indonesia?
1.3 Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak dicapai diantaranya;
1.
Untuk mengetahui latar belakang Kapitalisme
2.
Untuk mengetahui perkembangan Kapitalisme
3.
Untuk mengetahui prinsip dan bentuk Kapitalisme
4.
Untuk mengetahui pengaruh dan dampak kapitalismedi berbagai bidang
5.
Untuk mengetahui Negara yang menganut sistem
Ekonomi Kapitalis
6.
Untuk mengetahui dampak Kapitalisme
7.
Untuk mengetahui pengaruh Kapitalisme di Indonesia
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Kapitalisme
Dari etimologi
kapitalisme terdiri dari dua kata, yaitu capital
dan isme. Capital secara umum berarti modal, jadi kapitalisme adalah paham
yang berdasarkan modal. Kapitalis dapat kita artikan sebagai suatu paham yang
meyakini bahwa pemilik modal melakukan usaha untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya. Dalam paham ini, pemerintah tidak dapat melakukan intervensi
pasar guna mendapatkan keuntungan bersama, namun intervensi pemerintah adalah
untuk kepentingan-kepentingan pribadi.
Kapitalisme
atau capital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa
melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dimana pemerintah
tidak dapat melakukan intervensi pasar (Wikipedia, bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas).
Menurut Dudley Dillard kapitalisme adalah hubungan-hubungan di antara
pemilik pribadi atas alat-alat produksi yang bersifat nonpribadi (tanah,
tambang, instalasi industry dan sebagainya, yang secara keseluruhan disebut
modal atau capital) dengan para pekerja yang biar pun bebbas namun tak punya
modal yang menjual jasa tenaga kerjanya kepada para majikan.
System
kapitalisme sepenuhnya memihak dan menguntungkan pihak-pihak pribadi kaum
bisnis swasta. Seluruh keputusan yang menyangkut bidang produksi baik itu alam dan tenaga kerja dikendalikan oleh pemilik dan diarahkan
untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Secara sosiologis paham
kapitalisme berawal dari perjuangan terhadap kaum feodal salah satu tokoh yang
terkenal Max Weber dalam karyanya “The Protestan Etic of Spirrit Capitalism”
mengungkapkan bahwa kemunculan kapitalisme erat sekali dengan semangat
religious terutama kaum protestan. Pendapat Weber ini didukung Marthin Luther
King yang mengatakan bahwa lewat perbuaatan dan karya yang lebih baik manusia dapat menyelamatkan diri dari kutukan abadi. Tokoh yang
mendukung adalah Benjamin Franklin dengan motonya yang sangat terkenal: “Time
is Money’, bahwa manusia hidup untuk bekerja keras dan memupuk kekayaan.
Kapitalisme
memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Akan tetapi bukan hanya
kritik saja yang mengancam kapitalisme melainkan juga ideologi lain yang ingin melenyapkannya seperti komunisme.
Kapitalisme
mulai mendominasi kehidupan perekonomian ekonomi dunia Barat sejak runtuhnya
feodalisme. Akar kapitalisme dalam beberapa hal bersumber daari filsafat Romawi
kuno. Hal itu muncul pada ambisinya untuk memiliki kekuatan dan meluaskan
pengaruh serta kekuasaan. Kapitalisme berkembang secara bertahap dari feodalisme, bourgeoisme sampai pada kapitalisme. Selama proses situ berlangsung telah bekembang berbagai pemikirran dan ideologi yang melanda dalam arus yang mengarah pada pengukuhan hak milik pribadi
dan seruan kebebasan. Kapitalisme menyeru dan membela liberalisme. Tetapi
kebebasan politik telah berubah menjadi kebebasan moral dan sosial, kemudian
berubah menjadi permisifisme. Setelah Eropa memasuki zaman Renaiscance
yaitu zaman dimana pencerahan mulai muncul setelah zaman feudal kapitalisme
muncul bersamaan dengan munculnya ideologi baru yaitu munculnya liberalisme.
Bapak kapitalisme yaitu Adam
Smith mengemukakan lima teroti dasar dari kapitalisme yaitu:
1.
Pengakuan
hak milik pribadi tanpa batas-batas tertantu.
2.
Pengakuan
hak pribadi untuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan status sosial
ekonomi.
3.
Pengakuan
adanya motivasi ekonomi dalam bentuk semangat meraih keuntungan semaksimal
mungkin.
4.
Kebebasan
melakukan kompetisi
5.
Mengakui
hukum ekonomi pasar bebas atau mekanisme pasar.
Pendapat
Adam Smith yang paling penting ialah tentang ketergantungan peningkatan
perekonomiaan, kemajuan dan kemakmuran kepada kebebasan ekonomi yang tercermin
kepada kebebasan individu yang memberikan seseorang kebebasan memilih
pekerjaannya sesuai dengan kemampuannya yang dapat mewujudkan penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan dirinya.
Kebebasan berdagang dimana produktivitas peredaran produksi dan distribusinya
berlangsung dalam iklim persaingan bebas. Kaum kapitalisme memandang kebebasan
adalah suatu kebutuhan bagi individu untuk menciptakan keserasian antara dirinya
dan masyarakat. Sebsb kebebasan itu adalah suatu kekuatan pendorong bagi
produksi karena ia benar-benar menjadi hak manusia yang menggambarkan
kehormatan kemanusiaan.
2.2 Perkembangan Sistem Ekonomi Kapitalisme
Kapitalisme tentunya tidak dapat dipisahkan dari Eropa,
tempat berkembangnya paham tersebut. Lahirnya sistem negara modern ditandai
dengan tercapainya perjanjian Westphalia
pada tahun 1648. Perjanjian ini menetapkan sistem negara yang merdeka dan
berdaulat dan melepaskan diri dari otoritas politik paus dan gereja khatolik
Roma. Ini merupakan munculnya embrio sekularisme yang memisahkan antara negara
(politik) dengan agama. Prinsip dasar sekularisme itu adalah manusia sebagai
pembuat aturan atau hukum. Namun di Eropa sampai pada abad ke-19, peran rakyat
dalam politik masih sangat minim. Eropa pada masa itu masih diperintah oleh
raja, kaisar, dan kaum aristokrat.
Terdapat tiga peristiwa penting yang berpengaruh pada
perubahan situasi di Eropa. Yaitu revolusi industri, revolusi Prancis, dan
tingkat melek huruf (literasi). Revolusi industri telah memunculkan masyarakat
kelas menengah yang mempunyai kekuatan ekonomi dan meminta keseimbangan politik
yang sama. Sedangkan revolusi Perancis, memunculkan berbagai paham seperti
nasionalisme, liberalisme, dan equalitas. Yang mana
paham-paham tersebut menuntut adanya peranan masyarakat dalam negara. Sedangkan
meningkatnya tingkat melek huruf di kalangan rakyat menyebabkan mereka dapat
membaca berbagai peristiwa dan pemikiran yang berkembang di Eropa.
Ide pemisahan agama di negara dianggap sebagai jalan kompromi
antara pemuka agama dengan para cendikiawan dan filsuf yang mengingkari
dominasi para agamawan. Dengan demikian ide sekularisme ini tidaklah
mengingkari adanya agama, namun tidak juga menjadikannya peran dalam kehidupan.
Atas paradigma ini mereka berpendapat bahwa manusia berhak mengatur hidupnya
sendiri, dan juga mempertahankan kebebasan individu yakni, kebebasan beragama,
kebebasan berpendapat, dan kebebasan atas kepemilikan. Dari kebebasan
kepemilikan inilah munculnya paham sistem ekonomi kapitalis yang sesuai dengan
nilai-nilai kebebasan individu diatas.
Kapitalisme pada saat ini bukan hanya berarti sebuah
teori ekonomi saja, namun kapitalisme sudah menjadi ideologi dunia yang
mencengkram dan mengatur semua sendi-sendi kehidupan manusia secara menyeluruh
dan sistemik.
Kelahiran sistem ekonomi kapitalis ini tidak dapat
dipisahkan dari seorang ahli ekonomi yaitu Adam
Smith. Dengan sistem pasarnya memunculkan pengetahuan tingkah laku ekonomi
yang belum pernah ditemukan sebelumnya dan kemudian menjadi bahan analisa bagi
terbentuknya sebuah ilmu. Pandangan, pemikiran, beserta teori-teorinya tertuang dalam bukunya dan menjadi dasar
terbentuknya sistem ekonomi yang masih berlaku hingga sekarang, yakni sistem
ekonomi kapitalis. Inti dari pemikiran Smith adalah bahwa proses distribusi dan
produksi haruslah lepas dari campur tangan pemerintah dan adanya perdagangan
bebas.
Pandangan teori dunia yang menganggap dunia sebagai
sebuah kesatuan ekonomi kapitalis membuat negara pinggiran harus tergantung
pada negara pusat. Negara terbelakang merupakan penghasil bahan mentah terutama
dalam hal sektor pertanian. Kapitalisme
masuk melalui sistem perdagangan yang tidak adil dimana negara terbelakang
menjual barang mentah dengan harga relative rendah yang meyebabkan eksploitasi
petani. Perkembangan selanjutnya melahirkan industri baru yang membutuhkan
spesialisasi tenaga kerja yang ahli. Munculnya teknologi baru menyebabkan
kapitalisme ini memerlukan tenaga kerja yang mengerti akan teknologi. Namun hal
ini tidak ditemukan pada tenaga kerja dari negara terbelakang. Jadi proses ini
pada negara terbelakang menghasilkan tenaga kerja kasar dan sedangkan tenaga
kerja terampil dikuasai dari negara pusat. Tenaga kerja kasar yang berasal dari
negara pinggiran ini menjadi sumber tenaga kerja yang murah sehingga tetap
terjadinya eksploitasi pada para buruh kasar ini.
Kapitalisme yang menjalar hingga negara terbelakang
membuat adanya perubahan struktur sosial pada masyarakatnya, muncul kelas
sosial baru yaitu kelas pemilik modal atau kaum borjuis. Kelas borjuis di
negara terbelakang ini juga dengan mudah mendapat dukungan politik dari
pemerintah. Kelas borjuis ini juga menggunakan sistem kapitalis untuk
meningkatkan perekonomian mereka.
Meskipun telah banyak mengalami perubahan, ternyata ilmu Smith lah yang sampai saat ini
mendasari perkembangan ekonomi liberal yang melahirkan sistem ekonomi
kapitalis. Kapitalisme yang sudah mulai berjangkit sejak revolusi industri
semakin diperkuat dengan penemuan Smith. Selain dari teori-teori ini kemudian
muncullah pemikiran yang melawan kapitalis ini karena sistem ini telah
menimbulkan kesengsaraan bagi buruh. Adalah Karl Marx yang dalam bukunya Das
capital yang meramalkan keruntuhan dari kapitalisme tersebut walaupun
sebenarnya kapitalisme ini memang tidak segera mati seperti yang dibayangkan Marx. Misalnya pada harapannya terhadap
tahapan revolusi negara berkembang, Marx
meramalkan bahwa negara terbelakang memerlukan dua tahap revolusi, yaitu
revolusi borjuis dan revolusi sosialis. Revolusi borjuis dilakukan oleh kelas
borjuis nasional guna melawan penindasan negara maju dan kemudian baru
dilanjutkan oleh perjuangan revolusi sosialis oleh kelas proletar. Namun hal
ini tidak sesuai yang diharapkan karena kaum borjuis nasional pun seperti yang
telah di terangkan diatas juga memakai sistem ekonomi kapitalis dan hanya
mementingkan keuntungan besar yang mereka peroleh sehingga tidaklah perlu oleh
mereka untuk melakukan perjuangan kelas. Namun pemahaman ideologi komunisme ala Marx
ini juga mempunyai arti penting dalam pengaruhnya terhadap pemikiran-pemikiran
selanjutnya dan masih dipakai oleh beberapa negara hingga saat ini.
Dari keterangan diatas, dapatlah kita bagi sejarah
perkembangan kapitalisme ini menjadi tiga tahapan. Yang pertama, kapitalisme
awal (1500-1750). Kapitalisme pada fase ini masih mengacu pada kebutuhan
pokok yang ditandai dengan hadirnya industri sandang di Inggris. Dan kemudian
berlanjut pada usaha perkapalan, bahan-bahan mentah, barang-barang jadi, dan
bentuk variasi kekayaan lainnya. Perdagangan zaman ini berkembang menjadi
perdagangan publik. Tahap selanjutnya yaitu kapitalisme klasik
(1750-1914). Kapitalisme pada masa ini merupakan perkembangan dari perdagangan
publik ke perdagangan industri. Hal ini ditandai dengan munculnya revolusi
industri di Inggris dimana diciptakannya mesin-mesin besar yang menunjang
industri. Tahap ketiga yaitu kapitalisme lanjut (1914-sekarang).
Momentum utama fase ini ialah perang dunia I. kapitalisme lanjut sebagai
peristiwa penting terbagi dalam tiga peristiwa. Pertama pergeseran dominasi
modal dari Eropa ke Amerika. Kedua bangkitnya kesadaran bangsa-bangsa
Asia-Afrika sebagai ekses dari kapitalisme klasik, yang kemudian mewujudkan
kesadaran itu melalui perlawanan. Ketiga, revolusi Rusia yang berhasrat
meluluhlantakkan fundamental kapitalisme, yang mana dari sini menghasilkan
ideologi tandingan kapitalisme yaitu komunisme.
2.2.1 FASE-FASE KAPITALISME
1. Kapitalisme Awal (1500 – 1750)
Pada akhir abad pertengahan (abad 16 – 18), industri di Inggris sedang terkonsentrasi pada industri sandang. Industri sandang di
Inggris menjadi industri sandang
terbesar di Eropa. Meskipun banyak masalah yang dihadapi akan tetapi industri sandang di Ingris menjadi industri yang sangat pesat. Industri sandang
inilah yang menjadi pelopor lahirnya kapitalisme di Eropa sebagai suatu system
sosial dan ekonomi. Kemudian industri ini berlanjut pada usaha perkapalan, pergudangan, bahan-bahan mentah,
barang-barang jadi dan variasi bentuk kekayaan yang lain.
Dari beberapa kejadian dan juga factor lingkungan historis mempengaruhi
pembentukan modal di Eropa Barat pada awal terbentuknya kapitalisme antara
lain:
a.
Dukungan
agama bagi kerja keras dan sikap hemat
b.
Pengaruh
logam-logam mulia dari dunia baru terhadap perkembangan relative pendapatan
atas upah, laba dan sewa.
c.
Peranan
Negara dalam membantu dan secara langsung melakukan pembentukan modal dalam
bentuk benda modal aneka guna.
Etika ekonomi yang diajarkan katolisme abad pertengahan menciptakan banyak
hambatan bagi perkembangan kapitalis dan ideology kapitalis (Dudley Dillar,
1997;17).
Russel mengemukakan adanya tiga faktor yang menghambat kapitalisme di pedesaan dan di berbagai wilayah lain,
kendala itu adalah:
a.
Tanah yang
ada hanya digunakan untuk becocok tanam sehingga hasil produksinya sangat
terbatas. Russel mengusulkan untuk mengubah tanah menjadi sesuatu yang lebih menguntungkan
(profitable). Dalam pengertian lalin tanah bisa diperjual belikan
seperti barang lainnya.
b.
Para petani
atau buruh tani yang masih terikat pada sistem ekonomi subsistensi. Komentar Russel untuk hal ini adalah mereka siap
untuk dipekerjaan dengan upah tertentu.
c.
Hasil
produksi yang diperoleh petani saat tiu hanya sekedar digunakan untuk mencukupi
kebutuhan pribadi. Menurut Russel produksi hasil petani harus ditawarka ke
pasar dan siap dikonsumsi oleh publik.
2. Kapitalisme Klasik
Pada fase ini ditandai dengan adanya revolusi industri di Inggris. Di inggris mulai banyak diciptakan mesin-mesin besar yang
sangat berguna untuk menunjang industri. Revolusi industri dapat
didefinisikan sebagai periode peralihan dari dominasi modal perdagang atas modal
industri ke dominasi modal industri atas modal
perdagangan (Dudley Diller 1987:22).
Kapitalisme mulai menjadi penggerak kuat bagi perubahan tekhnologi karena
akumulasi modal memungkinkan penggunaan penemuan baru yang tak mungkin
dilakukan oleh masyarakat miskin. Difase inilah mulai dikenal tokoh yang
disebut “bapak kapitalisme” yaitu Adam Smith. Adam Smith bersama dengan bukunya
yang sangat trkenal yaitu “wealth of nation (1776). Buku ini
mencerminkan ideologi kapitalisme
klasik. Salah satu poin ajarannya “laissez faire” dengan invisible
hand-nya (mekanisme pasar). Kebijaksanaan laissez faire mencakup pula
perdagangan bebas, keuangan yang kuat, anggaran belanja seimbang, dan bantuan
kemiskinan minimum. Tak ada satu konsepsi barupun tentang masyarakat yang dapat
menandingi peradaban kapitalisme.
Beberapa tokoh seangkatan seperti David Ricardo dan John Stuart Mills yang
sring dikenal sebagai tokoh ekonomi neo klasik. Pada fase inilah kapitalisme
sering mendapat hujatan pedas dari kelompok Marx.
3. Kapitalisme Lanjut
Peristiwa besar yang menandai fase ini adalah terjadinya Perang Dunia.
Kapitalisme lanjut sebagai peristiwa penting ini ditandai paling tidak oleh
tiga momentum, yaitu :
a.
Pergeseran
dominasi modal dari Eropa ke Amerika.
b.
Bangkitnya
kesadaran bangsa-bangsa di Asia dan Afrika sebagai akses dari kapitalisme
klasik, yang kemudian memanifestasikan kesadaran itu dengan perlawanan.
c.
Ravolusi
Bolshevik Rusia yang berhasrat meluluh lantahkan institusi fundamentak
kapitalisme yang berupa kepemilikan secara individu atas penguasaan sarana
produksi, struktur kelas sosial, bentuk pemerintahan dan kemampuan agama. Dari
sama muncul ideology tandingan yaitU komunisme.
2.2.3 Tokoh-Tokoh dalam Kapitalisme
·
Francois Quesnay
. Lahir di Versailes Perancis dan bekerja sebagai dokter di istana Louis
XV. Tetapi ia lebih mengutamakan bidang ekonomi dan mendirikan aliran lesphisiocrates. Tahun 1756 ia
menerbitkan dua buah makalah tentang para petani dari selatan. Pada tahun 1758
ia menerbitkan tabel ekonomi yg disebut La Tableau Economique yang di
dalamnya digambarkan peredaran uang di dalam masyarakat sebagai peredaran
darah. Tentang tabel tersebut Mirabeau berkata “Di dunia ini terdapat tiga
penemuan besar yaitu tulisan mata uang dan tabel ekonomi.”
·
John Locke meramu teori naturalisme liberal.
Tentang hak milik ia berkata “Hak milik pribadi adalahl salah satu hak alam dan
instink yang tumbuh bersama pertumbuhan manusia. Karena itu tak ada seorangpun
yang mengingkari instink ini.”
- Adam Smith adalah penganut aliran klasik terkenal. Ia lahir di kota Kirkcaldy Scotlandia. Belajar filsafat dan pernah menjadi guru besar logika di Universitas Glasgow. Tahun 1766 ia pergi ke Perancis dan bertemu dgn para penganut liberalisme. Tahun 1776 ia menerbitkan Penelitian Alam dan Sebab-sebab Kekayaan Manusia. Buku inilah yang dikatakan kritikus Edmund Burke sebagai karya tulis teragung yang pernah ditulis manusia.
- David Ricardo yang membahas hukum pembagian hasil percapita dalam ekonomi kapitalisme. Teorinya yang terkenal ialah Hukum Pengurangan Penghasilan. Kata orang ia berorientasi falsafi yang bercampur dengan dorongan moral. Hal ini didasarkan kepada ucapannya “Segala perbuatan dipandang menghilangkan moral jika bukan keluar dari perasaan cinta kepada orang lain.”
- Robert Malhus seorang ekonomi Inggris klasik yang dikenal pesimistis. Ia penemu teori kependudukan yang populer bahwa jumlah penduduk berkembang menurut deret ukur sedangkan produksi pertanian berkembang menurut deret hitung.
- John Stuart Mill yang dipandang sebagai penghubung aliran individualisme dengan aliran sosialisme. Tahun 1836 ia menerbitkan buku yang berjudul Prinsip-prinsip Ekonomi Politik.
- Lord Keynes teorinya berkisar tentang pengangguran dan lapangan kerja. Teori ini telah melampaui teori-teori yang lain. Karena itu dialah yang berjasa dalam menciptakan lapangan kerja secara utuh bagi suatu kekutan aktif di masyarakat kapitalis. Teori-teorinya itu disebut dalam bukunya yg berjudul Teori Umum Tentang Lapangan Kerja Bursa dan Mata Uang. Buku ini beredar pada tahun 1930.
- David Hume penemu teori pragmatisme yg integratif. Ia mengatakan “Hak milik khusus adalah tradisi yang dianut masyarakat yang harus diikuti. Sebab disanalah manfaat mereka.”
2.3 Prinsip dan Bentuk Kapitalisme
Prinsip-prinsip kapitalisme
yaitu :
1. Mencari keuntungan dengan berbagai cara dan sarana kecuali yang
terang-terangan dilarang Negara karena merusak masyarakat seperti heroin dan
semacamnya.
2. Mendewakan hak milik pribadi dengan membuka jalan selebar-lebarnya agar
tiap orang mengarahkan kemampuan dan potensi yang ada untuk meningkatkan
kekayaan dan meliharanya serta tidak ada yang menjahatinya. Karena itu
dibuatlah peraturan-peraturan yang cocok untuk meningkatkan dan melancarkan
usaha dan tidak ada campur tangan Negara dlam kehidupan ekonomi kecuali dalam
batas-batas yang sangat diperlukan oleh peraturan umum dalam rangka mengokohkan
keamanan.
3. Perfect competition.
4. Price system sesuai dengan tuntutan
permintaan dan kebutuhan bersandar pada peraturan harga yang diturunkan dalam
rangka mengendalikan komoditas dan penjualannya.
2.3.1 Ciri-Ciri Kapitalisme
a. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi. Pemikiran alat produksi ditangan
individu. Individu bebas memilih pekerjaan/usaha yang dipandang baik baginya.
b. Perekonomian diatur oleh pasar. Pasar berfungsi memberikan signal kepada
produsen dan konsumen dalam membentuk harga-harga. Campur tangan pemerintah
diusahakan sekecil mungkin. Motif yang menggerakkan perekonomian adalah mencari
laba.
c. Manusia dipandang sebagai makhluk homo-economicus yang dipandang
bahwa selalu mengejar kepentingan / keuntungan sendiri.
2.3.2 Bentuk-bentuk kapitalisme
1. Kapitalisme perdagangan. Muncul pada abad ke-16 setelah dihapusnya system
feodal. Dalam Bentuk-bentuk system ini seorang pengusaha mengangkat hasil produksinya
dari satu tempat ke tempat lain sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan kemudian
ia berfungsi sebagai perantara antara produsen dan konsumen.
2. Kapitalisme industry. Lahir karena ditopang oleh kemajuan industry dengan
penemuan mesin tenun tahun 1733 dan mesin uap oleh James Watt tahun 1765. Semua
itu telah membangkitkan revolusi industry di Ingris dan Eropa menjelang abad
ke-19. Kapitalisme industry ini tegak di atas dasar pemisahan antara modal dan
buruh, yakni antara manusia dan mesin.
3. Sistem Kartel yaitu kesepakatan perusahaan-perusahaan besar dalam membagi
pasaran internasional. System ini member kesempatan untuk memonopoli pasar dan
pemasaran seluas-luasnya. Aliran ini tersebar di Jerman dan Jepang.
4. Sistem Trust yaitu sebuah system yang membentuk satu perusahaan dari berbagai
perusahaan yang bersaing agar perusahaan tersebut lebih mampu berproduksi dan
lebih kuat untuk mengontrol dan menguasai pasar.
Pemikiran dan keyakinan-keyakinan lainnya Aliran naturalisme yang merupakan dasar kapitalisme ini sebenarnya menyerukan hal-hal sebagai
berikut:
1.
Kehidupan
ekonomi yang tunduk kepada system natur yang bukan buatan manusia. Dengan sifat
seperti itu akan mampu mewujudkan pengembangan hidup dan kemajuan secara
simultan.
2.
Tidak ada
campur tangan Negara dalam kehidupan ekonomi dan membatasi tugasnya hanya untuk
melindungi pribadi-pribadi dan kekayaan serta menjaga keamanan dan membela
Negara.
3.
Kebebasan
ekonomi bagi tiap individu dimana ia mempunyai hak untuk menekuni dan memilih
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan. Tentang kebebasan seperti ini
diungkapkan dalam sebuah prinsip yang sangat masyur dengan semboyan “biarkan ia
bekerja dan biarkan ia berlalu.”
4.
Kepercayaan
kapitalisme terhadap kebebasan yang tiada batas telah membawa kekacauan keyakinan
dan perilaku. Ini melahirkan berbagai konflik di Barat yang kemudian melanda
dunia sebagai akibat dari kehampaan pemikiran dan kekosongan rohani.
5.
Rendahnya
upah dan tunmtutan yang tinggi mendorong tiap anggota keluarga bekerja.
Akibatnya tali kekeluargaan putus dan sendi-sendi sosial di kalangan mereka
runtuh.
Pendapat Adam Smith yang paling penting ialah tentang ketergantungan
peningkatan perekonomian kemajuan dan kemakmuran kepada kebebasan ekonomi yang
tercermin pada kebebasan individu yang memberikan seseorang bebas memilih
pekerjaannya sesuai dengan kemampuannya yang dapat mewujukan penghasilan yang
dapat memenuhi kebutuhan dirinya. Kebebasan pedagang dimana produktivitas
peredaran produksi dan distribusinya berlangsung dalam iklim persaingan bebas.
Kaum kapitalis memandang
kebebasan adalah suatu kebutuhan bagi individu untuk menciptakan keserasian
antara dirinya dan masyarakat. Sebab kebebasan itu adalah suatu kekuatan
pendorong bagi produksi karena ini benar-benar menjadi hak manusia yang
menggambarkan kehormatan kemanusiaan.
2.4 Kapitalisme di Berbagai Bidang
2.4.1.
Kapitalisme Pendidikan
Kapitalisme kini telah menyentuh wilayah pendidikan nasional. Munculnya
dikotomi Sekolah Berstandar Internasiaonal (SBI) dan sekolah biasa merupakan
pengejawantahan semangat kapitalis dalam dunia pendidikan. Tidak dipungkiri,
akan muncul kelas-kelas sosial sebagai bias ‘penerapan’ ide kapitalis dalam
dunia pendidikan. Kelas sosial karena system pendidikan yang berbasis modal dan
menyampingkan kecerdasan.
Contoh sederhana, jika dikota anda ada sekolah ber-SBI atau minimal masih
Rintisan Standar Internasiona (RSBI) yang bersebelahan dengan sekolah biasa,
anda pasti menyaksikan fenomena memprihatinkan. Betapa kesenjangan sosial
kelihatan sangat nyata dan menjadi pemandangan lumrah. Halaman parkir sekolah
ber-SBI dipastikan penuh dengan mobil dan seluruh siswa masuk sekolah menenteng
laptop. Sebaliknya di sekolah biasa, para siswa diantar dengan sepeda motor,
naik angkutan kota, bahkan jalan kaki. Jarang sekali yang menenteng laptop atau
membawa ponsel pun seharga ratusan ribu. Kesenjangan kenyataan ini merupakan
pengejawantahan gagasan kapitalisme dalam dunia pendidikan.
Perbedaan menyolok performance siswa dan pengajar antara sekolah berstandar
internasional dan sekolah biasa mengindikasikan munculnya kelas sosial dalam
masyarakat pendidikan. Sebuah kelas sosial sebagai akibat sistem pendidikan yang berbasis modal dan meletakkan kemampuan atau
kecerdasan adalah efek dari kekuatan modal.
Dalam sistem pendidikan nasional,
kecerdasan bisa dicapai apabila ditunjang oleh fasilitas lengkap (berteknologi
tinggi). Dengan teknologi yang memadai, maka proses belajar akan berlangsung
dengan baik. Logika seperti inilah yang menjadi landasan kegiatan belajat mengajar
dalam sistem pendidikan Indonesia.
Semestinya konsep SBI dan Non SBI ditinjau ulang. Sesuai amanat UUD 1945
bahwa setiap warga Negara berhak mendapat pengajaran. Pemerataan pendidikan
harus dirasakan oleh seluruh masyarakat
Indonesia. Kenyataanya dalam sistem pendidikan kita mereka yang memiliki modal
akan menikmati fasilitas pendidikan yang mewah. Sedangkan yang kurang beruntung
hanya bisa menikmati sekolah biasa dengan fasilitas seperti seadanya.
2.4.2. Kapitalisme Dalam Lembaga Keuangan Perbankan
Sistem kapitalis memposisikan uang sebagai sesuatu yang mempunyai nilai
berdasarkan waktu. Keadaan ini akan memaksan lembaga keuangan khususnya
perbankan memberikan pertolongan financial dengan mengharapkan imbalan
bunga,sehingga bunga dapat didefinisikan sebagai ‘tiada pertolongan tanpa
imbalan’. Hal ini bertolak belakang sekali dengan prinsip seseorang muslim,
karena islam merupakan agama terbesar di Indonesia, dimana pertolongan
diberikan dengan ikhlas dan biarlah Allah SWT yang membalas dengan cara-Nya.
Disadari atau tidak, bunga merupakan salah satu faktor utama penyebab krisis moneter tahun 1997 dan krisis keuangan global
saat ini. Semua instansi keuangan baik bank maupun non bank menarik dana dari
masyarakat dengan iming-iming bunga dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat dengan memperoleh imbalan berupa bunga. Keserakahan akan mendorong
lembaga keuangan untuk menyalurkan dana kepada pihak manapun secara
besar-besaran, akibatnya terjadi kredit macet yang berdampak besar terhadap
lembaga itu sendiri.
Di Indonesia ini terjadi sebelum krisis dan memacu terjadinya krisis
moneter, sedangkan di Amerika Serikat ini memacu terjadinya krisis kredit
perumahan yang menyebabkan terjadinya krisis keuangan global. Disatu sisi jika
pemerintah atau bank sentral melakukan regulasi ketat akan berdampak buruk juga
bagi perekonomian karena akan terjadi fenomena yang disebut credit crunch.
Dimana lembaga keuangan tidak menyalurkan kredit karena regulasi ketat sehingga
roda perekonomian tidak berjalan, khususnya sector riil yang menyerap tenega
kerja.
IMF melalui rezim investai terbuka untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
global. Namun pada kenyataannya pertumbuhan ekonomi yang didorong liberalisasi
perdagangan, privatisasi, dan rezim investasi bebas hanya menguntungkan
negara-negara maju. Liberalisasi perdagangan tidak hanya transfer hasil
produksi, tetapi juga mempermudah negara maju untuk mengeksploitasi sumber daya
alam yang dimiliki oleh negara dunia ketiga. Rezim investasi bebas merupakan
pintu untuk mempermudah arus investasi yang menjadi fakor penting bagi
perkembangan perusahaan multinasional dan transnasional agar mampu bergerak
melintasi batas negara.
2.5 Negara yang Menganut Sistem
Ekonomi Kapitalis
2.5.1 Inggris
Dilihat
dari sudut pandang sejarah, Inggris dikenal luas oleh publik dunia dengan
statusnya yang merupakan Negara penjajah terbesar di dunia dengan menggunakan
sistem pembangunan ekonomi pasar di Negara jajahannya dan berbagi keuntungan
dengan Sang Penjajah. Ini sangat menggambarkan sifat kapitalisnya yang
mengandalkan pasar, ini lebih dikenal dengan istilah Nekolim, Neokolonialisme-Kolonialisme-Imperialisme.
Karena
revolusi industri, Inggris menjadi negara kapitalis dan berkembang menjadi
negara imperialis. Dalam bentuk imperialis modern, yaitu penguasaan politik
atau pemerintahan negara yang dikuasai, melakukan eksploitasi di bidang ekonomi
dan penetrasi di bidang kebudayaan. Bangsa-bangsa yang di bawah jajahan Inggris
pada umumnya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi setelah bangsa
yang bersangkutan merdeka. Dengan demikian penetrasi kebudayaan Inggris atas
daerah jajahan berhasil. . Daerah-daerah yang dikuasai Inggris antara lain:
India, Kanada, Ameriak Utara. Pada masa Ratu Victoria, imperialis Inggris
mencapai puncaknya.
2.5.2 Amerika Serikat
Salah
satu budaya politik Amerika adalah sistem perekonomian kapital. Kapitalisme
adalah metode alternative untuk mendistribusikan keuntungan dan kerugian
ekonomi. Kapitalisme mengharuskan pemerintah untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi
seminimal mungkin. Bebas berusaha dan kepercayaan diri adalah prinsip-prinsip
dasar dari kapitalisme. Firma atau perusahaan diperbolehkan untuk beroperasi di
pasar bebas dan terbuka, dan individu-individu diharapkan mampu berusaha dengan
inisiatif mereka sendiri untuk membangun keamanan stabilitas ekonomi mereka.
Perusahaan menentukan apa yang akan mereka produksi dan harga untuk barang dan
jasa mereka sementara pembeli menentukan apa yang akan mereka beli dengan harga
berapa.
Amerika
serikat tidak secara murni menganut sistem kapitalisme, karena pemerintah
mengambil peran dalam mengatur dan mendorong perekonomian. Istilah ekonomi
campuran ini digunakan dalam menentukan bentuk anasir berbeda dari sistem
ekonomi kombinasi antara elemen sosialis dan kapitalis. Amerika Serikat
mengadopsi lebih banyak elemen kapitalis daripada elemen sosialis. Karena
tradisi individualisme yang kuat, orang Amerika cenderung membatasi tujuan dari
tindakan pemerintah dalam bidang ekonomi.
2.6 PENGARUH
KAPITALISME
v
Segi Negatif
Kapitalisme
§ Sistem buatan manusia.
Sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar untuk mencapai kepentingan
sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan menghormati kepentingan umum.
§ Egoistik.
Dalam system kapitalisme individu dan sekelompok kecil pribadi mendominasi
pasar untuk mencapai kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat
dan menghormati kepentingan umum.
§ Monopolistic.
Dalam system kapitalisme seorang kapitalis memonopoli komonditas dan
menimbunnya. Apabila barang tersebut habis di pasar ia mengeluarkannya untuk di
jual dengan harga mahal yang berlipat ganda mencekik konsumen dan orang-orang
lemah.
§ Terlalu berpihak pada hak milik pribadi.
Kapitalisme terlalu mengagungkan hak milik pribadi. Sedangkan komunisme
malah menghilangkan hak milik pribadi.
§ Persaingan.
System dasar kapitalisme membuat kehidupan menjadi arena perlombaan harga.
Semua orang berlomba mencari kemenangan. Sehingga kehidupan dan system
kapitalisme berubah menjadi riba dimana yang kuat menerkam yang lemah. Hal ini
sering menimbulkan kebangkrutan pabrik atau perudahaan tertentu.
§ Perampasan tenaga produktif.
Kapitalisme membuat para tenaga kerja sebagai barang komoditas yang harus
tumbuh kepada hokum, permintaan dan kebutuhan yang menjadikan dia sebai barang
yang dapat ditawarkan setiap saat. Pekerja ini bisa jadi sewaktu-waktu diganti
dengan orang lain yang upahnya lebih rendah dan mampu bekerja lebih banyak dan
pengabdiannya lebih baik.
§ Pengangguran.
Suatu fenomena umum dalam masyarakat kapitalis ialah munculnya pengangguran
yang mendorong milik perusahaan untuk menambah tenanga yang akan
memberatkannya.
§ Kehidupan yang penuh gejolak.
Ini adalah akibat logis dari persaingan yang berlangsung antara dua kelas.
Yang satu mementingkan pengumpulan uang dengan segala cara. Sedangkan yang satu
lagi tidak diberi kesempatan mencari sendiri kebutuhannya tanpa kenal belas
kasihan.
§ Penjajahan.
Karena didorong mencari bahan baku dan mencari pasar baru untuk memasarkan
hasil produksinya kapitalisme memasuki petualangan pejajahan terhadap semua
bangsa. Pada mulanya dalam bentuk penjajahan ekonomi pola piker politik dan
kebudayaan. Kemudian memperbudak semua bangsa dan mengeksploitasi tenaga-tenaga
produktif demi kepentingan penjajahan.
§ Peperangan dan mala petaka.
Umat manusia telah menyaksikan berbagai bentuk pembunuhan dan pembantaian
luar biasa biadabnya. Itu terjadi sebagai akibat logis dari sebuah penjajahan
yang menimpa umat manusia dibumi yang melahirkan bencana paling keji dan kejam.
§ Didominasi hawa nafsu.
Orang kapitalisme berpegang pada prinsip demokrasi politik dan
pemerintahan. Pada umumnya demokrasi yang mereka gebar-gemborkan diikuti dengan
hawa nafsu yang mendominasi dan jauh dari kebenaran dan keadilan.
§ Riba.
System kapitalisme tegak diatas landasan riba. Sedangkan riba merupakan
akar penyakit yang membuat seluruh dunia menderita.
§ Tidak bermoral.
Kapitalisme memandang manusia sebagai benda materi. Karna itu manusia
dijauhkan dari kecenderungan ruhani dan akhlaknya. Bahkan dalam system
kapitalisme antara ekonomi dan moral dipisahkan jauh-jauh.
§ Kejam.
Kapitalisme serimg memusnahkan begitu saja komoditas yang lebih dengan cara
dibakar atau dibuang kelaut karena khawatir harga akan jatuh disebabkan
banyaknya penawaran. Mereka berani melakukan itu padahal masih banyak bangsa-bangsa
yang menderita kelaparan.
§ Boros.
Orang-orang kapitalisme memproduksi barang-barang mewah disertai iklan
besar-besaran tanpa perduli kebutuhan pokok masyarakat. Sebab yang mereka cari
keuntungan belaka.
§ Tidak berperi kemanusiaan.
Orang kapitalis sering mengusir begitu saja seorang buruh karena alasan
tenaganya kurang produktif. Tetapi kekejaman ini mulai diringankan akhir-akhir
ini dengan adanya perbaikan dalam tubuh kapitalisme.
§ Sebagai system dalam perusahaan modern.
Di dalam system yang berlaku sekarang peningkatan keuntungan perusahaan
hanya dapat dinikmati oleh para pemegang saham dan tidak mempunyai dampak yang
signifikan terhadap kesejahteraan karyawan atau buruh.
§ Dalam system nilai tukar.
System kapitalis sebagai suatu system yang
mayoritas diterapkan dibebagai Negara termasuk Indonesia, menempatkan uang
sebagai sesuatu nilai yang berbeda karena perbedaan waktu, tempat, kekuatan
daya beli masyarakat, dan sebagainya. Perbedaan ini akan mendorong spekulan
untuk mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa peduli terhadap nasib
orang banyak.
v Segi Positif Kapitalisme
Kebaikan
sistem kapitalis bagi Indonesia adalah memungkinkan Indonesia untuk
mendapatkan suntikan dana investasi dari Negara kapitalis. Investasi ini sangat
menguntungkan karena kita secara financial tidak dirugikan oleh investasi para
kapitalis ini, jadi mereka memberikan uang (investasi) untuk dikelola oleh
kita. Kalo ternyata kita bisa menggunakan uang tersebut dengan baik dan
memperoleh laba, kita bagi-bagi uang labanya dengan si kapitalis tersebut (bagi
hasil).
Kalau
ternyata kita merugi, artinya uang investasi habis tapi tidak mendapatkan laba,
maka si kapitalis akan menarik uangnya yang tersisa. Jadi sebenernya dengan
adanya kapitalis itu menanamkan investasi di Indonesia, kita punya kesempatan
gratis untuk membangun bisnis tanpa resiko. Hanya saja biasanya kalau
perusahaan bangkrut dan investasi ditarik lagi, maka para pegawai perusahaan
itu akan di PHK dan inilah yang biasanya di ekspos, seolah-olah ada orang
Indonesia yang menderita karena system ekonomi yang kapitalis.
Dalam buku
“Kapitalisme Indonesia” yang ditulis oleh Tan Malaka (2008) disebutkan bahwa
dampak kapitalisme di Indonesia membuahkan imperialisasi modern yang berasal
dari perkembangan perusahaan-perusahaan di Eropa dengan memanfaatkan sumber daya
alam dan sumber daya manusia di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut
merupakan bentuk imperialisme dahulu yang hanya berfokus pada sistem membekali
hidup dan kesejahteraan rakyat, kini menjelma menjadi momok menakutkan melalui
instrument imperialism modern. Mereka berargumen bahwa Indonesia merupakan
tempat yang tepat untuk berinvestasi dengan menghasilkan empat macam
“kesaktian”. Pertama, Indonesia tetap menjadi pengambilan bekal hidup. Kedua,
Indonesia menjadi negeri pengambilan bekal-bekal pabrik di Eropa. Ketiga,
Indonesia menjadi negeri pasar penjualan barang-barang hasil dari macam-macam
industri asing. Keempat, Indonesia menjadi lapangan usaha bagi modal
uang jutaan rupiah bahkan milyaran jumlanhnya (Tan Malaka, 2008: 63). Dengan
keadaan tersebut, kaum imperialis modern berada pada titik kesejahteraan
tertinggi dengan meninggalkan kaum yang terbelakang jauh dari kenikmatan hidup
mereka.
Kapitalisme merupakan suatu paham yang memiliki asumsi
bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan
sebesar-besarnya yang berkembang pesat di Eropa dan Amerika. Kapitalisme mulai
muncul ke permukaan disebabkan oleh semakin berkembangnya teknik industri dalam
pemenuhan kebutuhan pasar. Pada awalnya kapitalisme hanya berpusat di Pulau Jawa
dan beberapa wilayah di Pulau Sumatera saja karena di sanalah terlihat
bibit-bitit industialisasi seperti emas, timah, dan hasil tanam lainnya seperti
pertanian dan perkebunan. Hal tersebut mengakibatkan adanya ketidak merataan
atas hasil produksi di kota dan di desa. Penduduk kota seakan-akan menikmati
hasil industrinya, sedangkan penduduk desa hanya memproduksi hasil pertanian.
Gambaran ini menyimpulkan bahwa kontrasnya jarak yang memisahkan kota dan desa
yang disebabkan oleh persebaran industri yang tidak merata tersebut. Adanya
campur tangan asing yang mendesak sistem produksi Indonesia merupakan salah
satu penyebab kemajuan ekonomi yang tidak teratur sebagaimana mestinya.
Kota-kota tidak dianggap sebagai konsentrasi dari teknik, industri, dan penduduk.
Ia tak menghasilkan barang-barang baik untuk desa maupun perdagangan luar
negeri, dari kapitalis-kapitalis bumiputra (Malaka 2008:49).
Tulisan ini akan
membagi pembagian waktu perkembangan kapitalisme menurut zona pembagian zaman,
(1) sebelum Indonesia merdeka, dan (2) setelah Indonesia merdeka. Pada awalnya
kapitalisme yang masuk ke Indonesia tergolong masih muda. Karena pada masa ini,
penggunaan alat-alat modern dalam perusahaan baru dipergunakan. Perkembangan
industrialisasi di Indonesia terpusat di pulau jawa, terutama industri
pertanian. Notabene hasil sumber daya alam lainnya yang lebih bermakna seperti
timah, besi, emas, dan lain sebagainya banyak terdapat di pulau lain selain
pulau jawa. Adanya kapitalisme ini terdapat jembatan antara kota dan desa,
dimana kota menghasilkan produksi industri dan produksi pertanian (Malaka 2008,
16).
Indonesia dahulu di
jajah oleh Belanda, Inggris, dan Jepang. Akibat dari penjajahan inilah juga
merupakan faktor masuknya ideologi kapitalisme. Telah disinggung sebelumnya,
kapitalisme yang berkembang di Indonesia sedikit berbeda dengan kapitalisme
yang berkembang di tempat lahirnya. Karena, kapitalisme di Indonesia tidak
didasari atas kekayaan alam di negeri sendiri, malainkan hasil buah kebijakan
negara asing yang dipergunakan demi memenuhi kepentingan-kepentingan mereka.
Pemenuhan kepentingan negara asing tersebut ditempuh dengan memeras rakyat
Indonesia dan mengintervensi sistem produksi rakyat Indonesia. terlebih lagi
ketika Belanda mengeluarkan kebijakan Culturstelsel atau yang diartikan
sebagai Tanam Paksa. Kebijakan ini sangat kejam dan sangat membebani punggung
rakyat Indonesia. Culturstelsel diakui sangat tidak manusiawi oleh
hampir setiap kaum yang mengalaminya maupun penilaian dari kaum terpelajar.
Tidak hanya seputar
kebijakan belanda yang mengeluarkan sistem Tanam Paksa, adanya
saudagar-saudagar Tionghoa pada zaman Kompeni Timur Jauh (VOC) (Malaka 2008,
50), juga turut memeras rakyat Indonesia. Pada era kompeni ini, Indonesia
dijajah pertama kali oleh kaum borjuis Belanda untuk yang pertama kalinya.
Kapitalisme yang dialami Indonesia semata-mata dilakukan Belanda adalah untuk
mengeruk keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Konglomerat Tionghoa, sementara
itu, tetap menangguk keuntungan terbesar. Merekalah yang mendapatkan lisensi
untuk menjalankan berbagai proyek negara. Mereka pula yang mendanai perusahaan-perusahaan
negara atau militer. Sehingga jika kita melihat fenomena yang terjadi pada masa
sebelum kemerdekaan ini, negara jajahan mengambil semua kekayaan yang dimiliki
oleh Indonesia melalui imperialismenya. Kapitalisme Belanda khususnya, tidak meninggalkan
apa pun untuk Indonesia.
Ada tanggal 17
Agustus 1945, Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dan mulailah babak
baru dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, yang diperjuangkan di lapangan
militer melawan kekuatan Sekutu dan di lapangan politik antara kaum reformis
dan kaum revolusioner. Setelah kemerdekaan Indonesia, benih-benih keberhasilan
industri di Indonesia mulai muncul. Ketika pada masa Orde Baru secara
perlahan-lahan keberhasilan tersebut mulai terasa pada perbaikan sektor eknomi.
Namun, erbagai keberhasilan yang dirasakan oleh banyak masyarakat Indonesia ini
terdapat maksud lain dibelakang keberhasilan itu. Dimana para penguasa pada
masa rezim Soeharto bertujuan untuk memperkaya diri sendiri. Fenomena tersebut
mencerminkan kapitalisme yang terjadi pada masa setelah kemerdekaan Indonesia.
Sekelompok perusahaan Cina merebut saham sebesar 61 juta hektar hutan yang
dialokasikan dengan ketidaktrasnparansi Direktorat Kehutanan setalah tahun 1965
(Hadiz dan Robinson 2004, 56). Melihat banyak perusahaan asing yang masuk ke
Indonesia, tidak lain akibat dari kebijakan rezim Soeharto yang memberikan
kesempatan besar bagi investor asing yang ingin menanamkan modalnya di
Indonesia.
Fokus rezim Soeharto
pada era Orde Baru adalah perbaikan dan pengembangan ekonomi melalui struktur
administratif yang didominasi militer. Kebijakan perbaikan ekonomi memang
berjalan mulus, namun hal ini juga menyebabkan Soeharto memiliki pemikiran
authoritarianisme yang terlihat sebagai penghinaan negara dari keinginan yang
tertanam kuat dan sebuah inkubator untuk kapitalisme rasional modern. Era
orde baru adalah era ketika kapitalisme benar-benar berkembang di Indonesia
(Robinson, 2004: 48). Adanya penanaman modal asing, munculnya
perusahaan-perusahaan asing serta aliansi dan lobi dengan berbagai lembaga
internasional seperti IMF, World Bank, dan lain-lain untuk mendapatkan
hutang dari luar negeri. Pada akhirnya setelah reformasi 1998, Indonesia
terlilit hutang yang besar karena kebijakan rezim Soeharto tersebut.
Permainan kotor yang
dilakukan oleh penguasa orde baru, berakhir ditandai dengan dorongan masyarakat
Indonesia sendiri yang menginginkan adanya reformasi. Tetapi dengan berakhirnya
orde baru, bukan berarti kapitalisme di Indonesia sudah berakhir. Justru mejadi
acuan baru bagi penerus bangsa Indonesia saat ini. Kapitalisme merupakan hal
yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia termasuk Indonesia. Melihat
kenyataan banyakya kemiskinan di Indonesia, dimana terdapat kaum yang
begelimangan harta. Kesenjangan tersebut merupakan dampak dari kapitalisme yang
lebih bersifat mengeksploitasi keuntungan yang tak terkira, dengan mematikan
perekonomian kecil yang merupakan kekuatan perekonomian lokal.
Simpulan dari
pembahasan kali ini, kapitalisme yang terjadi di Indonesia tidak lebih dari
pengurasan serta pengeksploitasian secara berlebihan terhadap kekayaan
Indonesia. Ditinjau pada masa sebelum kemerdekaan, jelas sekali terlihat bahwa
imperialisme negara jajahan di Indoensia mengkeruk keuntungan sebesar-besarnya tanpa
meninggalkan apa pun untuk Indonesia. Tidak jauh berbeda pula ketika Indonesia
telah memerdekakan dirinya terhadap jajahan. Kapitalisme tetap saja mengapakkan
sayap dalam perekonomian dan industrialisasi di Indonesia. Soeharto dimana
memimpin Indonesia pada masa orde baru, justru menipu rakyatnya Indonesia
dengan perbaikan ekonomi yang signifikan dengan tujuan memperkaya dirinya
sendiri. Tetapi kapitalisme tidak berhenti di era orde baru saja, di era
reformasi pun kapitalisme tetap berkibar. Hanya saja dengan inovasi dalam
perkembangannya.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem ekonomi kapitalis adalah
suatu sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi,
distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Sistem
ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi pasar ini mempunyai ciri-ciri, kelebihan
dan kekurangan.
Tahap dalam sistem ekonomi kapitalis
yang pertama adalah kapitalisme awal yang berlangsung sekitar abad ke-XVII
sampai menjelang abad ke-XX dimana individu/swasta mempunyai kebebasan
penguasaan sumber daya maupun pengusaan ekonomi dengan tanpa adanya campur
tangan pemerintah berbeda pada tahap kapitalisme modern yang diterimanya peran
pemerintah dalam pengelolaan perekonomian.
Negara yang menganut sistem ekonomi
kapitalis adalah Amerika Serikat dan Inggris. Amerika Serikat tidak secara
murni menganut sistem kapitalisme, karena pemerintah mengambil peran dalam
mengatur dan mendorong perekonomian. Inggris menjadi negara kapitalis yang
berkembang menjadi negara imperialis.
DAFTAR
PUSTAKA
Samekto,
Aji. 2005. Kapitalisme Modernisasai dan
Kerusakan Lingkungan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lekachman, Robert dan Van Lonn, Boriin. 2010. Kapitalisme, Teori dan Perkembanganya.
Bandung: Resist Book
Hisyam, amdya. Amerika Serikat:
Liberalisme dalam Ekonomi Politik Internasional. (diakses
melalui http://deedde.wordpress.com/2011/03/07/amerika-serikat-liberalisme-dalam-ekonomi-politik-internasional/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar